
Aher Akan Membuka Kongres Bahasa Sunda X : Giliran Kuningan Jadi Tuan Rumah
DINAS Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Lembaga Bahasa dan Kebudayaan Sunda (LBSS) akan menggelar Kongres Bahasa Sunda X 2016. Kali ini, Kongres Bahasa Sunda akan digelar selama tiga hari, di Kabupaten Kuningan, mulai 30 November hingga 2 Desember.
Kongres digelar sebagai upaya pelestarian bahasa, sastra, dan aksara daerah serta sebagai implementasi Peraturan Daerah No. 14 Tahun 2014. Kongres Bahasa Sunda X diagendakan akan dibuka Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
Kongres Bahasa Sunda X bertema “Merenahkeun Basa jeung Sastra Sunda di Balaréa” (menempatkan bahasa dan sastra Sunda pada khalayak). Kongres Bahasa Sunda X melibatkan para pengarang, seniman, dan diikuti guru bahasa Sunda se-Jawa Barat, pegawai Dinas Pariwisata dan Budaya dari kabupaten dan kota, perwakilan organisasi yang mempunyai kepedulian terhadap bahasa dan sastra Sunda, serta unsur masyarakat yang mempunyai kontribusi dalam melestarikan dan mengembangkan bahasa dan sastra Sunda.
Tujuan Kongres Bahasa X adalah merumuskan, menggali, memelihara, dan mengembangkan bahasa daerah sebagai akar kebudayaan daerah, dan merencanakan pemikiran tentang bagaimana bahasa daerah bertahan dan berdampingan dan berkembang bersama bahasa lain dalam dunia global.
Materi yang akan disampaikan pada Kongres Bahasa Sunda X di antaranya kebijakan bahasa daerah, bahasa dan sastra daerah, bahasa daerah dalam bidang pendidikan, bahasa daerah dalam bidang penelitian, bahasa daerah pada media (cetak dan elektronik), dan pengajaran bahasa dan sastra daerah di masyarakat.
Ada 20 pemakalah akan tampil pada Kongres Bahasa Sunda X, di antaranya Ajip Rosidi yang akan membahas”Kondisi Basa jeung Sastra Sunda”, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat menyampaikan makalah “Kebijakan Pendidikan Bahasa Sunda di Jawa Barat” oleh Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, dan Yus Rusyana yang akan menyampaikan makalah “Pengajaran Sastra Sunda di Sekolah”.
Kongres Basa Sunda X akan menghasilkan putusan, yaitu berupa rekomendasi mengenai langkah-langkah strategis dan praktis dalam mengembangkan bahasa dan sastra Sunda, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah, dam di lingkungan yang lebih luas yaitu di masyarakat.
Kongres Bahasa Sunda secara historis pertama kali diadakan era kolonial, di Bandung pada 12-14 Oktober 1924 dengan penyelenggara Java Institut yang dipimpin Prof Husen Djayadiningrat. Tiga tahun kemudian, September 1927 digelar lagi Kongres Bahasa Sunda di Bandung. Setelah vakum, tahun 1952 Kongres Bahasa Sunda kembali digelar dengan salah satu putusannya mendirikan lembaga yang sekarang dikenal dengan nama LBSS. Sejak itulah, LBSS melanjutkan tradisi Kongres Basa Sunda, yaitu 1954, 1956, 1958, 1961, 1987, 1993, 2001, 2005, 2011 dan sekarang 2016 dengan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Kongres Bahasa Sunda X juga akan ditandai oleh launching buku rumpaka Cianjuran yang merupakan salah satu dokumentasi karya sastra Sunda yang terdapat pada lirik lagu Cianjuran dan buku kumpulan Fiksimini Basa Sunda yang merupakan kumpulan karya pemenang sayembara Fiksimini Basa Sunda.
Sumber : Tribun Jabar